Membedakan Sumber-sumber Primer, Sekunder, dan Tersier


 

Selamat datang kembali teman-teman Caravel semuanya, setelah beberapa hari saya tidak menulis, sekarang saya  akan berlanjut kembali dari postingan kemarin tentang Memahami Perbedaan antara Data, Informasi, Pengetahuan, dan Kebijaksanaan. Nah, setelah kita mengetahui hal tersebut setidaknya kita mempunyai gambaran lebih jelas apa luaran yang diharapkan dari dunia perkuliahan. Namun, kita belum berhenti di sana yang mana kita sekarang akan membahas lebih jauh tentang sumber-sumber informasi yang kita perlukan sesuai disiplin ilmu kita masing-masing, memahami kategori-kategori informasi, dan mengidentifikasi sumber-sumber informasi umum untuk mahasiswa.


Di samping scholarly dan culturally record, Schaub et al. (2015) mengatakan bahwa cara lainnya untuk menyaring informasi yang kita butuhkan selama kuliah adalah dengan mengelompokkannya ke dalam 3 jenis, yaitu:


1. Sumber Primer

Sumber primer merupakan data atau informasi yang didapat dari tangan pertama. Ciri khas dari data atau informasi primer ini adalah seseorang yang menjadi pelaku, mengalami, dan menyaksikan atau setidaknya dekat dengan peristiwa tersebut. Misalnya, jika seorang pembunuh tertangkap tentunya agar mendapatkan data lebih akurat, polisi akan mengutamakan metode interogasi kepada pelaku tersebut dan jika ada beberapa saksi, orang-orang tersebut juga akan menjadi sumber utama untuk mendapatkan data. Dalam dunia perkuliahan beberapa contoh sumber-sumber primer seperti:

  • Autobiografi
  • Korespondensi
  • Komposisi musik
  • Jurnal ilmiah/akademik
  • Karya seni
  • dsb.


2. Sumber Sekunder

Selanjutnya adalah sumber sekunder. Untuk data atau informasi yang bersifat sekunder ini selangkah mundur dari primer. Sumber sekunder adalah data atau informasi yang didapat bukan dari pelaku utama ataupun saksi-saksi, melainkan data atau informasi yang sudah dianalisis, diinterpretasikan, atau bahkan hanya berupa ulasan saja. Contoh sumber sekunder, yaitu jika tadi kasus pembunuhan di atas sudah diinformasikan oleh seorang jurnalis kepada publik, maka data tersebut sudah menjadi data sekunder bagi kita karena kita hanya mengetahui bukan dari pelaku utama langsung atau saksi-saksi kejadian yang berada di sana. Beberapa contoh sumber-sumber sekunder dalam dunia perkuliahan meliputi:

  • Biografi
  • Bibliografi
  • Buku paket
  • Tafsiran
  • Disertasi
  • Jurnal ilmiah/akademik
  • dsb.


3. Sumber Tersier

Terkahir, yaitu sumber tersier. Data atau informasi ini dua kali mundur dari primer. Maksudnya adalah data atau informasi ini didapat dari orang yang bukan pelaku utama atau saksi-saksi kejadian (primer) dan bukan pula dari jurnalis tersebut (sekunder). Data atau informasi yang kita dapat adalah dari pihak ketiga ini. Apakah kita boleh mengambil data atau informasi dari pihak ketiga ini? Jawabannya, ya, jika pihak ketiga tersebut menyertakan  sumber sekundernya dan tidak, jika pihak ketiga tersebut tidak menyertakan sumber sekundernya. Contoh sumber tersier dalam dunia akademik seperti:

  • Kamus
  • Ensiklopedia
  • Buku paket
  • Wikipedia
  • dsb.

 

User:Jreferee, CC BY-SA 3.0, via Wikimedia Commons

 

Sekarang kita sudah dapat membedakan data atau informasi mana yang primer, sekunder atau tersier. Mungkin beberapa dari kita sedikit bingung dari contoh yang diberikan di atas kenapa ada yang sama seperti jurnal ilmiah/akademik dan buku paket. Jadi, sebenarnya, sumber-sumber data atau informasi ini bergantung pada disiplin ilmu yang kita pilih. Seperti yang kita ketahui secara garis besar cabang ilmu terbagi dua, yaitu ilmu sains dan humaniora.

 

Ragains (2014) menjelaskan bahwa dalam ilmu humaniora contohnya seperti sastra Inggris, seni, dan musik, data atau informasi yang menjadi prioritas utama (primer) akan cenderung diambil dari cultural records seperti novel, puisi, lukisan, dst. Selanjutnya, data atau informasi dari scholarly records seperti jurnal ilmiah, buku-buku non-fiksi, ulasan-ulasan, dan seterusnya dianggap sebagai sekunder karena hanya digunakan untuk memahami lebih lanjut hasil-hasil analisis atau interpretasi peneliti yang lain.

 

Seterusnya, dalam ilmu sains contohnya seperti fisika, kimia, biologi, dan seterusnya, informasi utama (primer) akan berbeda dengan humaniora, misalnya dalam bidang-bidang ini akan memerlukan eksperimen, simulasi, gambar mekanis, dan sebagainya. Lebih lanjut, bidang ilmu ini lebih mengutamakan pemahaman teori-teori, pendekatan, penemuan-penemuan, dan lain-lain. Jadi, sumber data atau informasinya akan diutamakan dari buku catatan laboratorium, jurnal ilmiah, prosiding dan sebagainya. Untuk sumber sekunder dapat berupa buku-buku non-fiksi, buku paket, majalah ilmiah, dan lain-lain.


Setelah kita mengetahui penjelasan di atas, mulai dari sekarang kita sebagai mahasiswa, ketika mengerjakan tugas, kita tidak boleh hanya mengandalkan sumber tersier. Karena kita kembali lagi ke ekspektasi kita berada dalam lingkungan akademik adalah tentunya merubah pola pikir kita menjadi lebih akademis juga. Semoga postingan kali ini bermanfaat, sampai jumpa di postingan selanjutnya. 😁


Referensi

 

Ragains, P. (2014). Business. In P. Ragains (Ed.), Information literacy Information literacy instruction that works: A guide to teaching by discipline and student population (2nd edition) (265-280). Chicago: ALA Neal-Schuman.
 
Schaub, G., Bravender, P., & McClure, H. (2015). Teaching information literacy threshold concepts: Lesson plans for librarians. Chicago: Association of College and Research Libraries.

No comments:

Post a Comment

Pages