Pemrosesan Informasi secara Bottom-up dan Top-down

Human Brain


Dalam bidang psikologi kognitif istilah ini memang sudah tidak asing lagi, tetapi beberapa dari kita mungkin ada yang masih awam terhadap kedua jenis pemrosesan informasi ini. Teori pemrosesan informasi ini memang sudah menjadi perdebatan para ahli psikolog sampai sekarang, yakni apakah kita menerima informasi itu dari data yang ada di luar terus baru diproses secara kognitif atau kita membentuk persepsi terlebih dahulu kemudian baru memaknai data, informasi, pengetahuan yang ada di luar. Terlepas dari kedua hal tersebut, di postingan sekarang ini, kita akan membahas secara singkat apa maksud dari kedua teori pemrosesan informasi tersebut. Ini akan menjadi fondasi untuk kita sebelum membaca artikel-artikel lainnya yang ada situs Caravel ini. 😊


1. Pemrosesan bottom-up

Pemrosesan bottom-up identik dengan pemrosesan yang terjadi dari luar ke dalam. Sebagai contoh, ketika kita masuk ke dalam rumah yang baru, pastinya kita masih mencoba mengenal dan memahami objek-objek yang ada di rumah, posisi-posisinya, ukurannya, dan sebagainya. Singkatnya, apapun itu baik data, informasi, atau pengetahuan, jika hal tersebut masih baru dan pertama kali kita mengenalnya, maka pemrosesan yang terjadi di sini adalah pemrosesan secara bottom-up. Lebih jelasnya, Gibson (1966) menjelaskan bahwa pemrosesan secara bottom-up terjadi ketika informasi yang ada di lingkungan kita diambil oleh pancaindra kita untuk kemudian diproses menjadi sebuah persepsi. Jadi, adanya alat sensorik atau pancaindra ini sangatlah penting dalam pemrosesan suatu data, informasi ataupun pengetahuan untuk kemudian diproses secara secara kognitif. Contoh sederhana lainnya, yaitu ketika kita terluka di tangan karena pisau, maka informasi yang diperoleh oleh pancaindra kita akan diproses secara kognitif dan kemudian menjadi sebuah persepsi baru. Jika kalian belum begitu memahami perbedaan antara data, informasi, dan pengetahuan, akan lebih baiknya membaca artikel tentang Memahami Perbedaan antara Data, Informasi, Pengetahuan, dan Kebijaksanaan terlebih dahulu.


2. Pemrosesan top-down

Neisser (1976) mengemukakan bahwa pemrosesan ini terjadi ketika seseorang mulai mempersepsikan terlebih dahulu (ekspektasi) terhadap objek-objek yang akan dihadapinya. Di sini, kita sudah membentuk persepsi terlebih dahulu karena kita sudah mempunyai data, informasi, pengetahuan awal. Seterusnya, kita akan memaknai data, informasi, pengetahuan yang sudah ada di luar. Lebih lanjut, persepsi yang ada dalam pikiran kita dibentuk dari hasil pemrosesan sebelumnya, yaitu pemrosesan secara bottom-up. Misalnya, pancaindra, lebih spesifiknya saraf sensorik kita, menangkap untuk pertama kalinya bahwa bagian pisau yang tajam melukai tangan kita. Selanjutnya, dengan pemrosesan secara top-down, ketika kita bertemu dengan pisau lagi, kita akan lebih berhati-hati karena persepsi dalam otak kita sudah terbentuk terlebih dahulu berdasarkan data, informasi, pengetahuan yang sudah dialami sebelumnya. Sejalan dengan pendapat Gregory (1970) yang mengatakan bahwa pemrosesan secara top-down adalah proses interpretasi terhadap informasi yang datang berdasarkan pada pengetahuan awal, pengalaman, dan ekspektasi.


Setelah membedakan kedua teori pemrosesan di atas, kita mengetahui bahwa cara kita mendapatkan informasi dan pengetahuan memang merupakan suatu hal yang unik. Pemrosesan ini dapat terjadi dalam konteks apapun dan juga kita dari sini mulai menyadari bahwa terciptanya pancaindra dan otak benar-benar suatu anugerah untuk kita. Semua yang terbentuk di lingkungan sekitar seperti: bangunan, masakkan, permainan, dan sebagainya, tidak akan terlepas dari kedua jenis pemrosesan ini. Ketika kita memasukki jurusan Pendidikan Bahasa-pun teori ini pasti akan menjadi salah satu materi yang akan dibahas karena erat kaitannya dengan dunia pendidikan dan lebih spesifiknya, mempelajari cara kita belajar atau istilah populer dalam Bahasa Inggrisnya, yaitu Learning How to Learn.


Referensi


Gibson, J. J. (1966). The Senses Considered as Perceptual Systems. Boston: Houghton Mifflin.


Gregory, R. (1970). The Intelligent Eye. London: Weidenfeld and Nicolson.


Neisser, U. (1976). Cognition and reality, San Francisco: Freeman.

No comments:

Post a Comment

Pages