Cara Menghindari Plagiarisme Tulisan Akademik di Dunia Perkuliahan


Salah satu permasalahan ketika kita menulis dalam dunia akademik adalah plagiarisme. Berdasarkan definisi dari Meriam Webster Dictionary, plagiarisme yaitu sebuah tindakan pengambilan sebuah ide atau kata-kata orang lain dan mengklaimnya sebagai miliknya tanpa menyertakan nama penulis aslinya. Ini seringkali terjadi kepada mereka yang sedang melakukan tugas akhir di dunia perkuliahan. Setelah sebelumnya, membahas tentang  3 Langkah Mengumpulkan Sumber Bacaan untuk Tugas Kuliah, di artikel sekarang, kita akan mempelajari bagaimana cara untuk menghindari plagiarisme tulisan. Seperti yang kita ketahui, di jenjang perguruan tinggi, tujuan kita adalah menjadi seorang pelajar yang independen dan tanggung jawab terhadap apa yang sudah mereka pelajari. Oleh karena itu, tindakan plagiarisme ini dapat mengurangi kredibilitas kita sebagai akademisi di tingkat perguruan tinggi. Secara garis besar, plagiarisme dapat dilakukan secara disengaja atau tidak disengaja. Plagiarisme yang disengaja seperti kita menyalin ulang tugas teman kita dan menganggapnya itu adalah pekerjaan kita sendiri. Sementara itu, plagiarisme tidak sengaja terjadi karena kurangnya pengetahuan berkenaan dengan cara mengutip, parafrase, dan menulis referensi dalam tulisan kita.


Greetham (2013) menjelaskan bahwa ada beberapa ciri-ciri kapan kita harus mulai menulis referensi agar terhindar dari plagiarisme:


1. Ketika ide berbeda

Ketika kita menulis sebuah tulisan akademik, kita harus menanyakan kepada diri sendiri apakah saya akan mengetahui konsep ini jika tanpa melihat sumber tersebut. Jika jawabannya "saya tidak mungkin tahu jika tanpa melihat sumber tersebut", maka kita harus menuliskan referensi tersebut agar tidak dianggap sebagai bentuk plagiarisme.


2. Ketika struktur atau kerangka kerja yang berbeda

Jika kita menggunakan suatu framework atau metodologi penelitian tanpa menuliskan referensi akan berdampak pada plagiarisme. Contoh sederhananya, kita ingin mengadakan suatu acara dengan konsep yang sama dengan acara Super Deal 2 Milyar, yakni dengan sistem membuka tirai, menyediakan kotak-kotak, dan konsep yang sama persis lainnya. Hal ini, jika kita tidak menuliskan referensinya, maka akan termasuk ke dalam kasus plagiarisme juga.


3. Informasi atau data dari sumber tertentu

Selanjutnya, poin ketiga ini contohnya dapat berupa statistik, definisi, atau informasi lainnya. Hal yang sangat pentingnya, yakni ketika kita menyimpan statistik, definisi atau informasi lainnya, kita harus memastikan kepada pembaca bahwa apa yang kita tuliskan dapat dipertanggungjawabkan dan dapat dicek kembali oleh mereka sebagai pembaca.


4. Kata-kata berbeda

Kita juga harus menuliskan referensi jika kita menyalin kata, frasa, kalimat atau bahkan paragraf dalam tulisan kita. Lagi-lagi, kita harus menanyakan kepada diri kita sendiri apakah kita akan mengetahui kata, frasa, kalimat atau paragraf tersebut tanpa melihat sumbernya. Misalnya, kita menemukan kalimat "Rye Bread ada hubungannya dengan kanker". Maka, jika kita ingin menyalin kalimat tersebut, kita harus menggunakan tanda kutip (") sebagai tanda ujaran dari penulis aslinya dan kemudian mencantumkan nama penulis, tahun, serta referensi lengkapnya di bagian paling bawah artikel yang kita tulis.


5. Jika bukan pengetahuan umum

Jika kita menemukan hal yang masih spesifik dan belum begitu populer, kita juga harus menuliskan referensinya. Inti dari semuanya, yaitu ketika kita dalam keraguan, kutip dan tuliskan saja sumbernya. Misalnya, kita menemukan sebuah sumber bacaan yang mengatakan bahwa Rye Bread ada hubungannya dengan kanker. Dikarenakan itu masih bukan pengetahuan umum alias spefisik untuk kita, maka kita harus menuliskan referensinya agar pembaca mengetahui dari mana pengetahuan tersebut berasal.


Latihan

Perhatikan kutipan di bawah ini!


Kutipan

"For an employee, a weblog can provide a space to share passion for work, to document and organize ideas and work practices, to find and engage others inside and outside the organization." (Bawden, 2008)


Kemudian, perhatikan ini!


Hasil Tulisan 1

For a worker, sharing passion for work, documenting and organizing ideas and work practices, finding and involving others inside and outside the institution can be done by a weblog.


Catatan: Di sini, hasil tulisan termasuk plagiarisme karena beberapa hal mulai dari kata yang sedikit diganti dengan persamaan kata lainnya, kalimat yang diubah strukturnya, dan lebih jelasnya tidak mencantumkan dikutip dari siapa teori tersebut.


Hasil Tulisan 2

Besides, one of the advantages of having a blog is that we can collaborate based on what we are interested in (Bawden, 2008).


Catatan: Hasil tulisan di atas tidak termasuk plagiarisme karena kita menuliskannya berdasarkan dari hasil asusmsi kita sendiri yang didukung asumsi dari sumber aslinya. Walaupun misalnya ada satu atau dua kata yang sama, selama asumsinya tidak sama persis dengan sumber aslinya, ini masih valid dan dapat diterima. Lebih jelasnya, hasil tulisan di atas "one of the advantages", ini artinya kita hanya ingin memasukkan salah satu informasi yang sangat sesuai dengan asumsi kita sendiri untuk mendukung argumen kita. Terakhir, kita juga sudah mencantumkan siapa penulisnya beserta tahunnya.


Hasil Tulisan 3

For a worker, a weblog can give a space to share interest for work, to document and organize ideas and work practices, to observe and involve others inside and outside the institution (Bawden, 2008).


Catatan: Ini masih termasuk plagiarisme walaupun kita mencantumkan penulis aslinya dan tahunnya. Kasus di sini, yaitu tidak adanya asumsi kita sendiri sehingga walaupun kata-kata tersebut diganti dengan persamaan kata lainnya. Hasilnya akan tetap sama bahwa idenya ini masih milik penulis aslinya. Selain itu, kasus ini hampir sama dengan poin nomor 2 di atas tentang acara Super Deal 2 Milyar. Bedanya, walaupun kita menuliskan siapa penulis dan tahunnya, tetapi ide kita sendiri tidak ada di sini. Jika ingin mengambil kutipan sama persis, kita dapat menggunakan direct quotation, yakni memakai tanda kutip (") sebagai tanda bahwa tulisan ini sama persis alias langsung dikutip dari sumbernya.


Mungkin itulah bagaimana caranya supaya kita dapat terhindar dari plagiarisme dalam tulisan kita, apalagi untuk kita yang sedang berada dalam tahap menulis skripsi. Mungkin ini saja yang dapat saya bagikan di artikel kali ini. Semoga bermanfaat. 😊


Referensi

Bawden, D. (2008). Origins and concepts of digital literacy. Digital literacies: Concepts, policies and practices, 30(2008), 17-32.


Greetham, B. (2022). How to write better essays. Bloomsbury Publishing.


Olston, C. (n.d.). Academic Skills for University Success. Coursera. https://www.coursera.org/specializations/academic-skills.

No comments:

Post a Comment

Pages