3 Jenis Sistem Penulisan Referensi


Hai sobat Caravel! di postingan sebelumnya tentang Cara Menghindari Plagiarisme Tulisan Akademik di Dunia Perkuliahan, kita sudah mengetahui pentingnya menuliskan referensi di dalam sebuah teks akademik. Nah, sekarang kita akan mencoba untuk mengetahui lebih dekat sistem-sistem penulisan referensi dalam sebuah teks akademik. Namun, hal perlu diketahui lebih awal oleh kita, yakni sistem penulisan referensi berbeda dengan gaya penulisan referensi. Untuk lebih lanjutnya perhatikan penjelasan di bawah ini.


Perbedaan antara Gaya Penulisan dan Sistem Penulisan Referensi

Menurut Olston, sistem referensi merujuk pada serangkaian aturan dan panduan untuk penulisan referensi. Lebih lanjut, Greetham (2013) menjelaskan bahwa prinsip penting dari sistem penulisan referensi adalah kejelasan, keakuratan, dan kekonsistenan. Ini semua bertujuan untuk memberikan penghargaan kepada penulis dan untuk memberikan penjelasan lebih rinci kepada pembaca. Sementara itu, Olston menjelaskan juga bahwa gaya penulisan referensi didefinisikan sebagai kaidah dan panduan spefisik untuk menuliskan referensi. Gaya penulisan referensi di setiap universitas atau bahkan jurusan akan berbeda-beda. Jadi, penting sekali untuk mengomunikasikan hal ini ketika kita akan menulis teks akademik di dunia perkuliahan. Beberapa contoh gaya penulisan referensi, yaitu APA, Harvard, MLA, dan sebagainya. Namun, di postingan ini kita akan fokus mempelajari sistem penulisan referensi terlebih dahulu karena sistem penulisan referensi ini merupakan aturan umum untuk semua gaya penulisan referensi. Lebih jelasnya, ada 3 jenis sistem penulisan referensi, yaitu:


    Contoh Catatan Akhir atau Endnotes di akhir Bab (McColl, 1986)

    1. Catatan Akhir (Endnotes)

    Catatan akhir atau endnotes, yaitu sistem penulisan referensi yang mana semua sumber yang dirujuk pada tulisan kita disimpan di setiap akhir bab atau bisa juga di akhir tulisan kita. Perlu diketahui juga bahwa catatan akhir tidak sama dengan referensi dan daftar pustaka. Masing-masing istilah tersebut memiliki sedikit perbedaan.

    • Catatan Akhir

    Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, catatan akhir dapat terletak di akhir bab atau di akhir tulisan (setelah semua bab). Pertimbangan penulisan di setiap akhir bab atau di akhir tulisan terletak pada efisiensi penyampaian informasi. Maksudnya, ketika kita menulis dari sumber yang berbeda-beda dan banyak sekali sumbernya, maka penulisan catatan akhir di setiap bab menjadi pilihan yang lebih baik karena tulisan kita akan menjadi terlihat rapih daripada menyimpan semuanya langsung di akhir setelah semua bab. Jika sumber yang ada dalam tulisan kita sedikit, maka alangkah baiknya penulisan catatan akhir ditempatkan di bawah dokumen atau setelah semua bab. Perlu diingat, ini adalah pertimbangan kita sendiri bagaimana agar pembaca dapat membaca tulisan akademik kita dengan mudah. Catatan akhir ini biasanya dipakai dalam gaya penulisan referensi seperti Vancouver dan Chicago. Berikut adalah cara penulisan catatan akhir dengan beberapa istilah yang sering muncul, yaitu op. cit., Ibid., dan loc. cit.


    Catatan Akhir dengan Gaya Penulisan Referensi Chicago

    Nomor 1. Contoh penulisan sumber dengan format yang lengkap mengikuti gaya penulisan referensi Chicago dan ini berasal dari apa yang sudah dikutip di tulisan kita sebelumnya.

     

    Nomor 2. Sumber jurnal yang lain dengan gaya penulisan referensi yang sama.


    Nomor 3. Mengutip dengan sumber jurnal yang sama, halamannya berbeda, dan juga sudah diselangi oleh sumber nomor 2. Maka, kita hanya tinggal menambahkan op. cit. berserta halamannya.


    Nomor 4. Pengodean Ibid. digunakan jika kita menuliskan sumber yang sama tanpa diselangi sumber yang lain. Di sini, kita bisa langsung saja menggunakan kode Ibid. beserta halamannya. Jika halamannya sama, maka kita tulis langsung saja Ibid. tanpa menuliskan halamannya.


    Nomor 5. Pengodean Ibid. digunakan karena sumber masih sama dan tanpa diselangi sumber lain. Namun, halaman yang dikutip sama dengan yang di atasnya, yaitu halaman 52. Maka, kita dapat menuliskan Ibid. loc. cit. yang artinya dari sumber yang sama tanpa diselangi sumber lain dan halaman yang sama pula dengan sumber di sebelumnya tersebut.


    Contoh Gaya Penulisan Referensi IEEE (Sufyan et al., 2020)

    • Referensi

    Referensi adalah daftar sumber apa yang sudah kita kutip di tulisan kita sebelumnya. Misalnya, dalam gaya penulisan referensi APA, ketika kita mengutip dan menuliskan Supriadi (2020), maka kita harus menuliskan juga di daftar referensi nanti. Penamaan referensi ini akan berbeda tergantung gaya penulisannya. Misalnya di format APA, penamaanya dituliskan sebagai "References", dalam format Harvard penamaannya, yaitu "Reference List", dalam MLA bernama "Works Cited", dalam Chicago bernama "Bibliography" dan sebagainya.


    Contoh Bibliografi (McColl, 1986)

    • Bibliografi

    Bibliografi atau dalam Bahasa Inggrisnya Bibliography merupakan nama lain dari referensi, tetapi terdapat sedikit perbedaan dengan referensi sebenarnya. Lebih jelasnya, referensi hanya mencakup daftar sumber-sumber yang sudah kita kutip di tulisan sebelumnya. Sementara itu, bibliografi mencakup tidak hanya referensi yang sudah dikutip di tulisan sebelumnya, tetapi juga kita menambahkan beberapa sumber yang tidak dikutip di tulisan kita secara langsung atau hanya sebagai sumber pelengkap saja. Sumber tambahan hanya sebagai rekomendasi dari kita sebagai penulis kepada pembaca untuk bahan bacaan lanjutan dari apa yang kita jelaskan di tulisan tersebut. Selain itu, bibliografi juga bisa diterbitkan menjadi sebuah buku khusus yang berisi daftar-daftar buku/pustaka yang pernah diterbitkan sebelumnya (Triana, 2014). Misalnya beberapa buku bibliografi di antaranya seperti Bibliografi Pelayanan Kesehatan Primer, Bibliografi Sejarah Perang Diponegoro, Bibliografi Ternak Kelinci, dan sebagainya.


    Contoh Daftar Pustaka (Abidin et al., 2017)

    • Daftar Pustaka
    Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, bibliografi memang mempunyai arti yang sama dan kita dapat menggunakannya secara bergantian. Namun, pada penerapannya, kata daftar pustaka sering digunakan untuk keperluan penulisan karya ilmiah seperti makalah, laporan, skripsi, tesis, dan lainnya (Triana, 2014). Selain itu, daftar pustaka sering kita temukan di belakang buku-buku bacaan pada umumnya untuk menunjukkan kepada pembaca daftar sumber-sumber yang berkaitan dengan buku tersebut baik yang dikutip secara langsung maupun tidak langsung. Seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya, letak perbedaan daftar pustaka dengan bibliografi, yaitu penggunaan istilah bibliografi merujuk pada buku yang diterbitkan secara mandiri yang berisi daftar sumber bacaan untuk bidang ilmu tertentu. Buku bibliografi cenderung memiliki sedikit deskripsi dan lebih banyak daftar sumber buku/pustaka di dalamnya.


    Catatan Kaki dengan Gaya Penulisan Referensi Chicago 

    2. Catatan Kaki (Footnotes)

    Catatan kaki atau footnotes sedikit berbeda dengan endnotes. Catatan kaki ini ditulis di setiap halaman tidak seperti catatan kaki atau endnotes yang biasanya berada di setiap akhir bab atau akhir semua bab. Jika sumber-sumber yang dirujuk dalam tulisan kita sedikit, maka opsi menggunakan catatan kaki ini lebih direkomendasikan karena nantinya pembaca tidak perlu bolak-balik ke atas dan ke bawah untuk mengecek antara sumber dan kutipannya. Perbedaannya dengan endnotes, di footnotes ini terdapat dua cara untuk menuliskan sumbernya.


    Penggunaan footnotes juga menggunakan format penulisan yang sama dengan apa yang sudah dijelaskan di bagian catatan akhir atau endnotes sebelumnya. Selain itu, dalam hal gaya penulisan referensi, itu menyesuaikan dengan kententuan dari lembaga atau tempat kuliah kita. Perhatikan contoh di berikut.


    Penulisan sumber dengan catatan kaki versi lengkap & pendek

    Olston menjelaskan ketika kita menuliskan sebuah kutipan dengan sumber yang sama, maka di penulisan selanjutnya, kita dapat menuliskan dengan cara yang lebih singkat seperti gambar di atas. Penulisan shortened version ini bisa diterapkan jika sebuah tulisan sudah memiliki daftar pustaka atau bibliografi. Di dalam gaya penulisan referensi Chicago edisi terbaru, yaitu The 17th edition of the Chicago Manual of Style. Ada beberapa perubahan kaidah penulisan termasuk penggunaan Ibid. yang sempat dijelaskan di atas. Penggunaan Ibid. sudah tidak direkomendasikan lagi oleh gaya penulisan dari Chicago ini, melainkan kita dapat menggunakan shortened version ini. Selain itu, kaidah penulisan shortened version ini juga berlaku dalam gaya penulisan referensi Oxford. Perhatikan penjelasan setiap poinnya di bawah ini dengan memperhatikan gambar di atas. Perlu diingat, gaya penulisan referensi seiring berjalannya waktu dapat berubah dan kita harus tetap mengikuti informasinya.


    Nomor 1. Penulisan sumber lengkapnya

    Nomor 2. Penulisan sumber dengan menyertakan nama belakang penulis, potongan judul, dan halaman.

    Nomor 3. Penulisan sumber hanya menyertakan penulis dan halamannya.


    Contoh Kutipan dalam Teks

    3. Kutipan dalam Teks (In-text Citing)

    Terakhir, sistem penulisan referensi yang paling umum digunakan, yaitu in-text citing atau kutipan dalam teks. Dalam sistem penulisan referensi ini, kita menuliskan nama, tahun, dan bahkan dengan halamannya jika diperlukan. Selanjutnya, semua kutipan penulis, tahun, dan halaman tersebut akan dituliskan nanti dalam daftar pustaka atau referensi. Berikut adalah contoh referensi hasil dari in-text-citing Harvey (2018) di atas.


    Contoh Penulisan Referensi dari In-text Citing Harvey (2018)

    Sistem penulisan referensi ini memang sudah populer dan sering kita pakai. Gaya penulisan referensi yang menggunakan sistem penulisan seperti ini biasanya Harvard dan the American Physcological Association (APA).


    Intinya, ketika kita ingin mengerjakan tugas kuliah terutama tugas akhir, yakni skripsi, langkah terbaik yang dapat kita lakukan adalah mengomunikasikan peraturan tentang gaya penulisan referensi yang sudah ditentukan oleh universitas kita dan setelah mengetahuinya, kita dapat menyesuaikan gaya penulisan referensi dengan sistem penulisannya. Perlu diingat, sistem penulisan referensi adalah tentang bagaimana kita menyajikan sumber bacaan yang kita temukan. Jadi, jauh-jauh hari sebelum skripsi, mengetahui hal ini sangat membantu dalam pengerjaan tugas yang berkaitan dengan tulisan akademik. Mungkin segitu saja untuk artikel kali ini, bye for now! Semoga bermanfaat! 😇


    Referensi


    Abidin, Y., Misbah, B. F. J. M., Putra, A. W., & Ertinawati, Y.  (2017). Kemahiran Berbahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi. Jakarta: Bumi Aksara.


    Dunia Agit - Law School. (2020). Penggunaan Ibid, Op.cit dan loc.cit dalam Penulisan Catatan Kaki (Footnote) di Microsoft Word. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=XAFUuUz8UX4


    Deakin University. (2021, February 26). Referencing. Students. Retrieved January 15, 2023, from https://www.deakin.edu.au/students/studying/study-support/referencing


    Harvey, L. D. (2018). Climate and global environmental change. Routledge.


    Hude, P. (2021). What is the difference between footnotes or endnotes and a bibliography when you are using the Chicago Manual of Style? - Gladhill Learning Commons FAQ. Federick Community College (FCC) Library. Retrieved January 15, 2023, from https://answers.frederick.edu/citations/faq/304227


    Instant Assignment Help. (2021). What is Footnote and Endnote? | Learn how to use Footnotes & Endnotes (in 2 MINUTES) [Video]. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=-at6fXefPL8


    McColl, D. (1986). An administrative history of the Supreme Court of British Columbia with particular reference to the Vancouver registry: its civil records, their composition, and their selection for preservation (Doctoral dissertation, University of British Columbia).


    Olston, C. (n.d.). Academic Skills for University Success. Coursera. https://www.coursera.org/specializations/academic-skills.


    Proofed. (2018). Ibid. or Op. Cit.? Latin Terms in Academic Referencing. Proofed. Retrieved January 15, 2023, from https://proofed.com/writing-tips/ibid-latin-terms-referencing/


    Sufyan, A., Hidayat, D. N., Lubis, A., Kultsum, U., Defianty, M., & Suralaga, F. (2020). Implementation of E-learning during a pandemic: Potentials and challenges. In 2020 8th International Conference on Cyber and IT Service Management (CITSM) (pp. 1-5). IEEE.


    Supriadi, Y., Nisa, A. A., & Wulandari, S. (2020). English teachers’ beliefs on technology enhanced language learning: A rush paradigmatic shift during Covid-19 pandemic. Pancaran Pendidikan, 9(2).


    Triana, D. S. O. (2014). Perbedaan Daftar Pustaka, Bibliografi Dan referensi. denysaocta. Retrieved January 15, 2023, from https://dsafitrioctatriana.wordpress.com/2014/12/16/perbedaan-daftar-pustaka-bibliografi-dan-referensi/ 


    UgandaSH. (2015). Difference between footnote and bibliography. YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=mMGUvOTjkQY


    University of Portland. (2022, September 27). Research Guides: Chicago Style (17th Edition) Citation Guide: Short Form & Ibid. University of Portland - Clark Library. Retrieved January 15, 2023, from https://libguides.up.edu/chicago/short_form


    UoB Library Services. (2021). Reference List v Bibliography  - what’s the difference? YouTube. https://www.youtube.com/watch?v=XFcQNSe94tM


    Wuebbles, D. J., & Jain, A. K. (2001). Concerns about climate change and the role of fossil fuel use. Fuel processing technology, 71(1-3), 99-119.

    No comments:

    Post a Comment

    Pages