Teks Naratif dalam Bahasa Inggris



Ketika kita kecil mungkin beberapa dari kita ada yang pernah dibacakan sebuah dongeng sebelum tidur oleh orang tua kalian. Berbagai cerita yang dibacakan memang dapat memukau para pembacanya karena struktur yang dirancang dalam cerita naratif ini membuat pembaca menyimak dengan penuh internalisasi. Selain struktur teks yang khas, karakter yang ada dalam cerita berupa protagonis dan antagonis membuat cerita ini membawa emosi para pembaca. Setelah mempelajari tentang Teks Deskriptif dalam Bahasa Inggris, di artikel kali kita akan mempelajari tentang teks naratif dalam Bahasa Inggris.


Apa itu Teks Naratif?

Teks naratif adalah sebuah teks cerita yang dimaksudkan untuk menghibur pembaca atau pendengarnya. Beberapa contoh teks naratif seperti novel, cerita rakyat, cerita pendek, dan bahkan pengalaman pribadi juga dapat dijadikan sebagai sebuah cerita yang menarik. Lebih lanjut, tujuan kita mempelajari teks naratif ini adalah untuk memberikan kita kemampuan bercerita dalam Bahasa Inggris. Kemampuan ini akan kita gunakan ketika kita ingin menulis sebuah novel ataupun pekerjaan yang berkaitan dengan bercerita. Terakhir, dalam teks ini penulis secara langsung ataupun tidak langsung memberikan sebuah pesan moral kepada para pembacanya.


Struktur Umum (Generic Structure)

1. Pengenalan (Orientation)

Bagian ini adalah bagian pengenalan tokoh-tokoh dan latar tempat dan waktu. Seperti yang biasanya kita lihat di tayang sinetron, di bagian awal, tokoh-tokoh di munculkan terlebih dahulu dengan sifatnya. Selain itu, pekerjaan dari setiap karakter tersebut biasanya juga dikenalkan di awal. Unsur-unsur bahasa yang ada di bagian ini contohnya seperti: once upon a time, one day, yesterday, long time ago, dan sebagainya. Untuk lebih jelasnya perhatikan contoh bagian pengenalan cerita berikut.


Nyai Ayu

A long time ago, there was a girl called Nyai Ayu. She lived in a village. She lived with her grand mother, Mbah Sri, in a small hut. Her grandma had raised her since she was a baby. Her mother passed away when she was delivering her. Then, her father went away to the city because he wanted to make ends meet and also got married again. Nyai Ayu was a beautiful, clever, and also diligent girl. Nyai Ayu had a best friend, his name is Kang Agus. Kang Agus is a very supportive, friendly, and hardworking person. Sometimes, because of her close friendship with Agus, her grandma thought that they were in a serious relationship. Her friends, Nyai Ratih, Nyai Ajeng, and Nyai Putri were very jealous of their close friendship. They often tried to ruin their relationship.


Setelah membaca bagian orientation di atas, kita dapat mengamati tokoh-tokoh siapa saja yang dimunculkan dalam cerita tersebut, yaitu Nyai Ayu, Kang Agus, Mbah Sri, Nyai Ratih, Nyai Ajeng, dan Nyai Putri. Selain itu, sifat-sifat setiap tokoh juga dimunculkan baik secara eksplisit maupun tersirat. Terakhir, latar tempat juga disebutkan bahwa mereka semua adalah orang-orang yang tinggal di sebuah pedesaan kecil, lebih spesifiknya, Nyai Ayu dan Mbah Sri yang tinggal di dalam sebuah gubuk kecil.


2. Komplikasi (Complication)

Di bagian ini, konflik mulai muncul. Lebih lanjut di tahap ini semua tokoh mulai bereaksi terhadap permasalahan yang muncul tersebut sampai mencapai puncak permasalahan (klimaks). Di tahap ini pula, digambarkan bagaimana tokoh utama bisa bertahan sampai berada di titik paling terpuruk. Namun, tokoh utama tersebut tidak diam saja yang mana akan mencari sebuah solusi terhadap permasalah yang dihadapinya. Penjelasan tentang momen ketika tokoh utama mempertimbangkan solusi permasalahan ini akan dibahas di bagian selanjutnya, yaitu paragraf tentang evaluasi. Berikut merupakan contoh dari paragraf komplikasi.


One day, her friends hid Nyai Ayu's bicycle beside next to a warehouse. "Let's just put the bike right here" said them. Not long after that, Nyai Ayu wanted to go to a traditional market and found her bike lost. Then, She was so sad knowing that her bike is lost and she then decided to reach the market by feet. Luckily, when she was on her way to the location, she ran into Kang Agus and he finally helped her reach the market. Along the way, she talked to Kang Agus that her bike is lost. "How can your bike be lost?" asked Kang Agus, "I don't even know, Kang. Last time, I looked for my bike, usually I put it next to the front door. However, I found it lost already". 


3. Evaluasi (Evaluation)

Selanjutnya, dalam sebuah cerita naratif, terdapat juga sebuah bagian yang sangat penting untuk memahami perjalanan tokoh utama, yaitu bagian evaluasi. Bagian ini membahas tentang bagaimana tokoh utama merespons dan merefleksikan pengalamannya. Dalam cerita ini, tokoh utama yang bernama Nyai Ayu, mulai menyadari bahwa teman-temannya yang sebenarnya menyembunyikan sepedanya. Kejadian ini membuatnya merenung tentang hubungannya dengan teman-temannya dan apakah mereka benar-benar senang dengan kehadirannya. Dengan adanya bagian evaluasi ini, pembaca dapat memahami perubahan sikap dan pandangan tokoh utama setelah mengalami pengalaman penting dalam cerita. Hal ini dapat membuat cerita menjadi lebih menarik dan membantu pembaca untuk terlibat secara emosional dengan cerita.


Nyai Ayu finally found that it was her friends who hid her bike. She was very upset with them for hiding it and causing her inconvenience. She was hurt that they would go to such lengths to ruin her day. She began to question their friendship and wondered if they were truly happy for her.


4. Resolusi (Resolution)

Setelah selesai dengan bagian evaluasi, resolusi adalah bagian penting selanjutnya, di mana tokoh utama mulai mencari cara untuk memecahkan masalah yang dihadapinya. Setelah merefleksikan pengalaman yang dialaminya, Nyai Ayu memutuskan untuk mengambil tindakan dengan mendatangi teman-temannya. Dia ingin mengetahui alasan di balik tindakan mereka yang telah menyembunyikan sepedanya. Teman-temannya mengakui bahwa mereka iri dengan persahabatan Nyai Ayu dan Kang Agus, sehingga mereka ingin memisahkan keduanya. Meskipun Nyai Ayu merasa terluka oleh tindakan teman-temannya, ia memilih untuk memaafkan mereka dengan syarat mereka harus membuktikan bahwa mereka benar-benar berubah dan tidak melakukan hal yang sama lagi. Melalui resolusi ini, pembaca dapat melihat perubahan positif yang terjadi pada hubungan antara Nyai Ayu dan teman-temannya. Hal ini juga menunjukkan pentingnya kesetiaan dan kepercayaan dalam sebuah persahabatan.


The next day, Nyai Ayu confronted her friends and asked them why they had hidden her bike. Nyai Ratih, Nyai Ajeng, and Nyai Putri were ashamed of their actions and apologized to Nyai Ayu. They explained that they were jealous of her close friendship with Kang Agus and wanted to create a rift between them. Nyai Ayu forgave them, but told them that their actions had consequences and that they needed to earn her trust back.


5. Penutup (Coda)

Terakhir, bagian penutup yang biasanya disebut juga dengan Coda. Bagian ini memberikan gambaran tentang hasil dari resolusi dan bagaimana konflik pada akhirnya diselesaikan, biasanya kita dapat mengambil pesan moral dari keseluruhan cerita di bagian ini. Dalam cerita Nyai Ayu, terlihat bahwa teman-temannya mulai berubah dan bersikap lebih baik terhadapnya, dan tidak lagi merasa iri dengan kebahagiaan orang lain. Selain itu, sebagai tokoh utama, Nyai Ayu merasa bersyukur karena dikelilingi dengan teman-teman yang peduli dan menyayangi dia.


From that day on, Nyai Ayu's friends made an effort to be kinder and more supportive of her. They started to appreciate her for who she was and were happy to see her happy. Nyai Ayu continued to cherish her friendship with Kang Agus and was grateful for his help when she needed it the most. She realized that true friends stick together through thick and thin, and that she was lucky to have people in her life who cared about her.


Ciri-ciri Teks Naratif

1. Bentuk Waktu (Tense)

Dalam teks naratif, bentuk waktu yang umum digunakan adalah Simple Past Tense. Hal ini karena teks naratif mengisahkan peristiwa atau kejadian yang terjadi di masa lalu atau bahkan cerita fiksi. Akan tetapi, meskipun Simple Past Tense lebih sering digunakan dalam teks naratif, bukan berarti bentuk waktu sekarang atau Simple Present Tense tidak muncul sama sekali dalam teks ini. Biasanya, Simple Present Tense digunakan pada kalimat langsung atau ujaran-ujaran yang diucapkan oleh tokoh dalam cerita.


Misalnya, dalam cerita sebelumnya, Simple Past Tense digunakan untuk menggambarkan peristiwa yang terjadi di masa lalu seperti "Along the way, she talked to Kang Agus that her bike is lost". Namun, saat tokoh Nyai Ayu berbicara langsung, Simple Present Tense dapat digunakan, seperti "I don't even know, Kang".


2. Kata Keterangan (Adverb)

Dalam jenis teks ini, kata keterangan atau adverb sangat penting untuk membantu pembaca memahami waktu terjadinya peristiwa dalam cerita. Adverb yang sering digunakan dalam teks naratif adalah kata keterangan waktu seperti "Once upon a time", "one day", "last night", dan sebagainya.


Misalnya, dengan menggunakan kata keterangan waktu "Once upon a time", pembaca akan tahu bahwa cerita yang dibacanya terjadi di masa lampau. Begitu juga dengan menggunakan kata keterangan waktu "last night", pembaca akan tahu bahwa peristiwa yang disampaikan terjadi pada malam sebelumnya.


Penggunaan adverb dalam teks naratif sangat penting untuk menjaga alur cerita agar tidak membingungkan pembaca. Dengan mengetahui kapan peristiwa terjadi, pembaca dapat lebih mudah mengikuti alur cerita dan memahami bagaimana peristiwa-peristiwa dalam cerita berkaitan satu sama lain.


3. Kata Penghubung (Conjunction)

Ketika kita membaca sebuah cerita, seringkali kita melihat bahwa kalimat-kalimatnya disatukan dengan kata-kata seperti "dan", "atau", "namun", dan sejenisnya. Nah, kata-kata tersebut disebut dengan conjunction atau kata penghubung. Dalam jenis teks naratif, penggunaan conjunction sangat penting untuk menghubungkan dua ide agar cerita terlihat lebih alami dan tidak kaku. Beberapa contoh conjunction yang sering digunakan dalam teks naratif adalah "then", "and", "but", "or", dan sebagainya.


Namun, kita juga harus hati-hati dalam menggunakan conjunction. Jika penggunaannya berlebihan, malah dapat membuat cerita menjadi membingungkan bagi pembaca. Oleh karena itu, penting untuk menggunakan conjunction dengan bijak dan secukupnya. Dengan demikian, cerita akan terlihat lebih mudah dipahami dan mengalir dengan baik bagi pembaca.


4. Kalimat Langsung (Direct Speech)

Dalam teks naratif, kalimat langsung atau direct speech dapat membuat cerita menjadi lebih hidup dan menarik. Percakapan antara tokoh dalam cerita tidak hanya memberikan informasi tentang alur cerita, tetapi juga memperlihatkan karakter dan kepribadian masing-masing tokoh. Dengan menggunakan tanda kutip, pembaca dapat dengan mudah membedakan antara percakapan tokoh dengan narasi cerita. Sebagai contoh, "How can your bike be lost?" asked Kang Agus. Dengan adanya kalimat langsung ini, kita bisa membayangkan bagaimana suara dan ekspresi Kang Agus saat ia bertanya.


Nah, itu dia informasi dari mimin Caravel mengenai teks naratif. Jangan ragu untuk meninggalkan komentar di kolom yang tersedia jika masih ada yang ingin dipahami dengan lebih jelas lagi. Sampai ketemu di postingan berikutnya ya! Bye for now! 😁

No comments:

Post a Comment

Pages