Halo teman-teman Caravel semuanya! Selamat datang kembali di postingan berikutnya tentang Myers–Briggs Type Indicator (MBTI). Di postingan sebelumnya, 4 Dikotomi dan 8 Fungsi Kognitif dalam Tes MBTI, kita sudah membahas masing-masing fungsi kognitif berdasarkan teori Carl Jung, serta memahami keempat dikotomi dalam MBTI. Jika teman-teman belum membaca atau memahami konsep dasar tersebut, sebaiknya membaca artikel sebelumnya terlebih dahulu karena hal itu sangat penting untuk lebih memahami tipe-tipe kepribadian MBTI.
Pada postingan kali ini, mimin Caravel akan membahas lebih lanjut tentang langkah-langkah yang bisa diambil setelah teman-teman melakukan tes dan mendapatkan hasilnya. Jika teman-teman belum mengikuti tes, sebaiknya lakukan tes terlebih dahulu. Salah satu situs yang mimin Caravel rekomendasikan adalah www.16personalities.com. Meski demikian, masih banyak sumber lain untuk melakukan tes kepribadian dan bahkan kita bisa melakukan tes kepribadian ini dengan seseorang yang ahli dalam bidangnya. Semuanya mimin Caravel akan bahas lebih lanjut di bawah ini.
Hasilnya Berubah-ubah Gimana Nih?
Mungkin ada beberapa teman-teman Caravel yang masih bingung dengan hasil tes MBTI ini. Ketika mengikuti tes dari sumber yang berbeda, hasilnya bisa saja berbeda, bahkan dari sumber yang sama pun, jika dilakukan berulang kali, hasilnya dapat berubah. Jawabannya, ya, benar. Inilah salah satu kelemahan dari tes kepribadian ini dan menjadi bahan perdebatan, karena pengukurannya menggunakan Likert Scale. Skala ini, jika digunakan untuk mengukur kecenderungan kondisi psikologis seseorang, sangat bergantung pada banyak faktor yang mempengaruhi psikologi individu tersebut. Misalnya, dalam salah satu pertanyaan, kita diminta untuk menjawab apakah kita lebih suka berkumpul dengan orang lain atau lebih suka diam di rumah. Jawaban ini tentu tergantung pada kondisi yang kita alami saat menjawab pertanyaan tersebut, dan banyak faktor yang dapat memengaruhi pikiran kita. Oleh karena itu, saat kita menjawab dalam kondisi yang berbeda, kemungkinan besar skala jawaban kita pun akan berbeda. Inilah kelemahan dari tes kepribadian ini.
Namun, secara logika juga, meskipun kondisi psikologis kita dapat berubah-ubah, hal yang bisa kita ambil dari tes ini adalah kecenderungan umum kita. Seberapa pun kita berubah dalam cara berpikir, tentu ada prinsip yang lebih kita pegang. Inilah poin terpenting untuk mengenali siapa diri kita sebenarnya, sehingga kita bisa mengembangkan potensi kita sesuai dengan cara berpikir dan berperilaku kita. Selain itu, mimin Caravel merekomendasikan agar teman-teman menjawab tes ini dengan sejujur-jujurnya dan melakukannya dalam kondisi psikologis yang stabil. Mungkin bisa dilakukan setelah meditasi, atau jika dalam Islam, setelah sholat, di mana biasanya kita lebih tenang dan stabil. Selain itu, alternatif lain yang lebih baik juga, yaitu melakukan tes ini dengan ahlinya.
Selain itu, teman-teman Caravel bisa mengulang tes di sumber yang sama dengan memberikan jeda waktu sekitar satu bulan, atau sampai kita lupa dengan pernyataan-pernyataan dalam kuesioner tersebut. Setidaknya, ini bisa memperkecil bias atau subjektivitas yang disebabkan oleh ingatan terhadap pernyataan sebelumnya. Terlepas dari semua itu, jika ada di antara kita yang berpikir idealis dan menolak tes kepribadian ini, sebenarnya tidak apa-apa, dan itu adalah pilihan masing-masing. Namun, yang perlu kita ingat adalah dengan berusaha semaksimal mungkin untuk mengenali pola perilaku kita, setidaknya ini bisa menjadi petunjuk untuk mengenal diri lebih baik daripada mereka yang tidak melakukannya sama sekali. Hal ini juga berbeda dengan zodiak, shio, atau hal lain yang tidak dapat dijelaskan oleh sains. Setidaknya, kita bisa beralih kepada metode yang lebih jelas dan terukur.
Gabung Komunitas Segera!
Hal selanjutnya yang bisa kita lakukan setelah menemukan MBTI yang benar-benar sesuai dan konsisten dengan pola perilaku kita adalah bergabung dengan komunitas. Bergabung dengan komunitas ini bisa dilakukan melalui Facebook, di mana terdapat banyak grup untuk setiap tipe MBTI dan juga grup MBTI secara umum. Di sana, kita akan menemukan orang-orang dengan kepribadian yang sama, dan setidaknya dalam hal cara berpikir, mereka memiliki kesamaan. Jika ada permasalahan, kita bisa berdiskusi dengan mereka sehingga kita tidak merasa sendirian dalam menghadapinya, karena setiap tipe MBTI tentu memiliki permasalahan tersendiri, terutama dalam hal memperbaiki kelemahan masing-masing.
Aktiflah di grup tersebut dengan bertanya, bertukar pikiran, dan mengomentari postingan orang lain. Selain di Facebook, terdapat banyak grup lainnya, seperti di Telegram atau Discord, dengan tujuan yang sama, yaitu berdiskusi tentang hal-hal terkait tipe kepribadian kita. Namun, tidak ada salahnya juga untuk bergabung dengan grup lain. Misalnya, jika kita memiliki tipe kepribadian INFJ, kita bisa bergabung dengan grup ISFP. Dengan begitu, kita bisa melihat apa yang membedakan setiap tipe dan mengenali pola-pola yang mirip maupun berbeda.
Coba Ambil Jenis Tes Kepribadian yang Lain
Nanti, setelah mengetahui tipe kepribadian teman-teman melalui MBTI, mungkin terlintas dalam pikiran, apakah ada tes kepribadian lain yang juga layak dipertimbangkan? Jawabannya, ternyata ada banyak, mulai dari Enneagram hingga Big Five Personality Test. Setiap tes ini melihat kepribadian dari lensa yang berbeda, sehingga kita bisa melihat diri kita dari perspektif yang berbeda pula. Oleh karena itu, tidak ada salahnya jika setelah mengetahui tipe kepribadian MBTI, teman-teman juga mencoba tes Enneagram, karena bahkan ada beberapa orang yang mencoba mengaitkan antara Enneagram dan MBTI, meskipun keduanya adalah tes yang berbeda.
Yang terpenting adalah kita dapat menemukan pola-pola kepribadian kita, dan yang lebih penting lagi adalah menemukan karier yang sesuai dengan prinsip yang kita pegang. Bisa jadi, teman-teman memiliki kemampuan bersosialisasi dan kemampuan persuasif yang sangat baik, tetapi menganggapnya sebagai sesuatu yang biasa saja karena mengira semua orang seharusnya memiliki kemampuan bersosialisasi yang sama. Padahal, faktanya, ada beberapa orang di luar sana dengan tipe MBTI yang berbeda, yang merasa cepat kehabisan energi saat bersosialisasi dengan orang lain. Hal ini justru menjadi kekuatan tersendiri bagi teman-teman yang memiliki keterampilan tersebut. Intinya, tujuan kita adalah untuk lebih mengerucutkan pemahaman tentang seperti apa kepribadian kita sebenarnya.
Semuanya Lebih Jelas Sekarang
Setelah teman-teman memahami pola pikir dan perilaku masing-masing, langkah berikutnya adalah memperbaiki apa yang perlu diperbaiki, karena setiap tipe kepribadian pasti memiliki kekurangan. Namun, di samping itu, setiap kepribadian juga memiliki kelebihan masing-masing. Oleh karena itu, maksimalkanlah potensi yang teman-teman miliki, karena inilah yang menjadi keunikan diri teman-teman. Mimin Caravel sendiri selalu beranggapan bahwa setiap orang memiliki kekuatan unik, dan tugas kita adalah menggali kekuatan tersebut. Tentu saja, kekuatan ini juga disertai dengan tantangan, yaitu kekurangan yang harus terus diperbaiki.
Jika kita pikirkan lebih dalam, dengan memahami kepribadian kita, kita menjadi lebih teredukasi daripada hanya mengikuti arus kehidupan tanpa arah yang jelas. Sebagai contoh, mungkin teman-teman bekerja sebagai guru dan sering membandingkan diri dengan guru-guru lain, sehingga merasa minder karena tidak memiliki kemampuan yang sama. Namun, dengan memahami kepribadian kita lebih dalam, kita mungkin menemukan hal-hal unik yang tidak dimiliki oleh guru-guru lainnya. Di sinilah kita bisa menjadi diri kita yang sebenarnya, tanpa terus-menerus membandingkan diri dengan orang lain, yang hanya akan membuat kita overthinking dan akhirnya minder. Contoh ini berlaku pada profesi guru, tetapi teman-teman dapat menerapkannya dalam konteks lain yang tentunya juga relevan. Jadi, intinya adalah tetap menjadi diri sendiri, perbaiki apa yang perlu diperbaiki, dan maksimalkan kekuatan yang sudah kita miliki.
Itu saja untuk postingan kali ini. Tentunya, di postingan selanjutnya mimin Caravel akan membahas MBTI dengan lebih mendalam. Selain itu, mimin juga akan membahas tes kepribadian lainnya, seperti yang sudah mimin sebutkan sebelumnya, mulai dari Enneagram hingga The Big Five Personality Test. Sampai jumpa di postingan-postingan berikutnya!
No comments:
Post a Comment